Bagaimana Rui Hachimura Bisa Akrab Dengan Reaves. Di tengah euforia kemenangan Los Angeles Lakers atas Miami Heat 130-120 pada 2 November 2025, sorotan tak hanya tertuju pada Luka Doncic yang triple-double, tapi juga chemistry apik Rui Hachimura dan Austin Reaves. Forward Jepang berusia 27 tahun itu baru saja rayakan momen lucu dengan Reaves—melepas headband sang guard dan memutarnya seperti bendera setelah alley-oop krusial di kuarter ketiga. Ini bukan pertama kalinya keduanya curi perhatian; persahabatan mereka yang terbentuk sejak Hachimura gabung tim pada 2023 kini jadi fondasi tak terlihat bagi skuad yang haus gelar. Bagaimana seorang atlet internasional yang awalnya tak kenal siapa Reaves bisa akrab dengannya? Jawabannya ada di momen-momen sederhana: dari blok legendaris hingga obrolan santai di pesawat. Di musim 2025-2026 yang baru dimulai, ikatan ini tak hanya bikin mereka kompak di lapangan, tapi juga angkat moral tim di tengah jadwal padat. REVIEW KOMIK
Awal Pertemuan yang Penuh Kejutan: Bagaimana Rui Hachimura Bisa Akrab Dengan Reaves
Rui Hachimura tiba di Los Angeles pada Februari 2023 via trade dari tim lama, dengan harapan jadi puzzle hilang di lini depan. Saat itu, ia fokus adaptasi ke sistem baru pelatih Darvin Ham—latihan intensif, rotasi ketat, dan tekanan performa instan. Austin Reaves, undrafted rookie yang meledak musim 2022-2023 dengan rata-rata 13 poin, jadi salah satu wajah segar tim. Tapi, Hachimura akui jujur: “Saya tak tahu siapa dia saat pertama kali lihat.” Sebagai pemain Jepang yang jarang ikuti liga domestik AS sebelumnya, Hachimura lebih kenal bintang besar seperti LeBron James atau Anthony Davis. Reaves, dengan gaya low-key dan akcent Oklahoma yang kental, tak langsung menonjol di mata forward 206 cm itu.
Awalnya, interaksi mereka minim. Hachimura, yang fokus bangun fisik pasca-trade, lebih banyak ngobrol dengan sesama big man seperti Jaxson Hayes. Reaves sendiri sibuk bukti diri sebagai starter, sering latihan pagi sendirian. Tapi, benih persahabatan mulai tumbuh saat manajemen tim atur seating di pesawat untuk flight panjang. “Kami duduk bersebelahan,” cerita Hachimura di wawancara baru-baru ini. Obrolan ringan tentang makanan Jepang versus barbecue Oklahoma jadi pembuka. Reaves, yang suka tantang teman main golf, ajak Hachimura ikut—dan dari situ, ikatan mulai terbentuk. Ini klasik cerita NBA: dua atlet muda, dari latar belakang beda, temukan kesamaan di rutinitas melelahkan perjalanan.
Momen Kecil yang Perkuat Ikatan: Bagaimana Rui Hachimura Bisa Akrab Dengan Reaves
Yang bikin Hachimura benar-benar notice Reaves adalah laga lawan Milwaukee Bucks awal 2023. Saat itu, Reaves—masih rookie—berani tantang Giannis Antetokounmpo di paint, blok tembakan dunk powerhouse Yunani itu dengan timing sempurna. Hachimura, dari bangku cadangan, langsung terkesan: “Saya lihat dan bilang, ‘Ini guard siapa yang berani gitu?'” Momen itu viral, dan Hachimura mulai pantau Reaves lebih dekat. Pasca-laga, mereka ngobrol singkat di locker room—Reaves bilang santai, “Cuma insting aja, bro.” Dari situ, Hachimura ajak Reaves latihan tambahan: shooting drill pagi dan pick-and-roll reps untuk sinkronkan chemistry.
Offseason 2023 jadi titik balik. Hachimura, yang pulang ke Jepang untuk istirahat, ajak Reaves ikut camp training di Tokyo. “Kami main golf, makan sushi, dan latihan satu lawan satu,” kenang Reaves. Di sana, Reaves pelajari budaya Jepang dari Hachimura—dari etika makan hingga filosofi disiplin Samurai yang Hachimura terapkan di gym. Balik ke LA, keduanya rutin gym bersama: Hachimura ajari Reaves teknik post-up, sementara Reaves bagikan tips dribel off-ball. Momen lucu seperti Reaves coba makan wasabi mentah dan batuk-batuk bikin tawa, perkuat ikatan. Di musim 2023-2024, chemistry itu terlihat: assist Reaves ke Hachimura capai 15 kali, tertinggi di tim. Kini, di 2025, momen headband celebration lawan Heat jadi simbol—bukti persahabatan yang lahir dari momen kecil tapi berkesan.
Dampak Persahabatan untuk Tim dan Karier Pribadi
Ikatan Hachimura-Reaves tak hanya manis; ia beri dampak nyata bagi tim. Di lapangan, mereka ciptakan sinergi unik: Reaves, dengan visi passing 6,8 per laga musim ini, sering cari Hachimura di mid-range untuk cut tajam—hasilnya, Hachimura rata-rata 14 poin dari pick-and-pop. Pelatih JJ Redick puji: “Mereka saling lengkapi; Rui beri spacing, Austin atur tempo.” Di kemenangan lawan Heat, alley-oop Reaves ke Hachimura jadi gol krusial, angkat tim dari minus-5 jadi unggul 10. Off-court, persahabatan ini stabilkan moral: saat LeBron absen karena manajemen usia, duo ini jadi panutan bagi rookie seperti Bronny James.
Bagi karier pribadi, ini saling angkat. Hachimura, yang kontraknya habis 2026, dapat dukungan mental dari Reaves saat struggle shooting—ia naikkan akurasi tiga poin ke 38 persen musim ini. Reaves, yang deal empat tahun, belajar leadership dari Hachimura yang tenang. Di media sosial, posting bersama mereka—seperti foto golf di Jepang—viral, tarik fans muda. Dampaknya? Tim lebih kompak, kurangi drama locker room seperti musim lalu. Di Barat yang kompetitif, ikatan seperti ini bisa jadi beda: bukan bintang tunggal, tapi duo yang saling dorong ke playoff.
Kesimpulan
Bagaimana Rui Hachimura bisa akrab dengan Austin Reaves? Dari awal tak kenal di trade 2023, lewat momen blok Giannis dan obrolan pesawat, hingga latihan offseason dan celebration lucu 2025, semuanya lahir dari kesederhanaan. Persahabatan ini bukan kebetulan; ia fondasi chemistry tim yang bantu Lakers start solid musim ini. Di NBA yang penuh tekanan, ikatan seperti Hachimura-Reaves ingatkan bahwa sukses lahir dari hubungan manusiawi—bukan cuma statistik. Saat jadwal padat menanti, duo ini siap angkat tim lebih tinggi, bukti bahwa teman dekat di lapangan bisa ubah musim jadi legenda. Harapan fans: chemistry ini bertahan, bawa gelar ke Staples Center lagi.