JJ Redick Beberkan Mengapa Lakers Bisa Kalah

jj-redick-beberkan-mengapa-lakers-bisa-kalah

JJ Redick Beberkan Mengapa Lakers Bisa Kalah. Pada 28 Oktober 2025, Los Angeles Lakers menelan kekalahan pahit 122-108 dari Portland Trail Blazers di Crypto.com Arena, laga yang jadi sorotan karena absennya dua bintang utama mereka. Di tengah kekecewaan itu, pelatih kepala JJ Redick tak ragu berbagi analisis jujur di konferensi pers pasca-laga. Mantan pemain sharpshooter yang kini duduk di bangku pelatih untuk pertama kalinya ini bilang kekalahan itu lahir dari ketergantungan berlebih pada satu pemain untuk mengatur bola, ditambah absennya LeBron James dan Luka Doncic yang bikin serangan mandek. “Sulit jalankan offense tanpa ball handler yang cukup,” katanya dengan nada tenang tapi tegas. Di musim 2025/26 yang baru berjalan seminggu, Lakers start dengan rekor 3-1 sebelum ini, tapi kekalahan ini ungkap celah yang harus ditambal cepat. Bagi Redick, yang dibawa musim panas lalu untuk bangun era baru pasca-Darvin Ham, momen ini jadi pelajaran berharga—bukan akhir dari ambisi playoff, tapi pengingat bahwa di NBA Barat yang brutal, detail kecil bisa tentukan nasib tim. INFO CASINO

Kurangnya Ball Handler: Fondasi Serangan yang Rapuh: JJ Redick Beberkan Mengapa Lakers Bisa Kalah

Redick langsung tunjuk masalah utama: Lakers terlalu bergantung pada satu atau dua pemain untuk mengatur tempo, yang bikin serangan mudah diprediksi saat tekanan tinggi. Di laga kontra Blazers, Austin Reaves dan D’Angelo Russell jadi satu-satunya yang pegang bola mayoritas, hasilnya turnover naik jadi 18—tertinggi musim ini—dan peluang mudah lawan curi. “Kami butuh lebih banyak opsi untuk handle bola, supaya tak stagnan saat defense lawan rapat,” ujar Redick. Statistik laga tunjukkan Lakers ciptakan hanya 14 assist, turun dari rata-rata 22 di tiga kemenangan awal, karena tanpa variasi, Blazers bisa fokus blok passing lane.

Ini pola yang sudah terlihat sejak pramusim: meski Reaves tampil solid dengan 25 poin, ia overload dengan 6 turnover karena harus ciptakan sendiri. Redick bandingkan dengan era suksesnya sebagai pemain di Clippers, di mana Chris Paul beri distribusi seimbang. Solusinya? Redick rencanakan latihan khusus untuk pemain seperti Dalton Knecht dan Max Christie, yang punya visi tapi kurang pengalaman. “Mereka harus siap ambil alih, bukan cuma tunggu umpan,” tambahnya. Tanpa perbaikan ini, Lakers berisiko kalah lagi di laga tandang kontra Suns minggu depan, di mana tempo cepat Phoenix bisa manfaatkan turnover mereka.

Absen LeBron dan Luka: Lubang yang Sulit Ditambal: JJ Redick Beberkan Mengapa Lakers Bisa Kalah

Absennya LeBron James (cedera pergelangan kaki ringan) dan Luka Doncic (istirahat protokol load management) jadi pukulan telak, tapi Redick bilang ini ungkap ketergantungan berlebih pada duo itu. “Tanpa mereka, kami hilang playmaking—Luka rata-rata 10 assist, LeBron 8, dan sisanya tak cukup,” katanya. Di laga Blazers, Lakers kebobolan 122 poin karena transisi lambat; tanpa Doncic yang kuasai pick-and-roll, serangan jadi statis, dengan Anthony Davis overload di paint tapi tak dapat suplai bola bersih. Blazers manfaatkan ini lewat Anfernee Simons yang cetak 28 poin dari counter.

Redick akui, absen ini uji kedalaman skuad yang ia bangun musim panas dengan tambahan Knecht dan Christie. “Kami sudah tahu ini bakal datang, tapi eksekusinya masih mentah.” Ini ingatkan kekalahan pembuka musim lalu kontra Warriors tanpa LeBron, di mana tim collapse babak kedua. Tapi Redick optimis: Reaves tunjukkan potensi sebagai leader sementara dengan 25 poin, dan Davis dominasi rebound 15. “Ini kesempatan buat yang lain naik level,” ujarnya. Dengan LeBron dan Luka diprediksi kembali akhir pekan, Redick harap kekalahan ini jadi katalisator—tapi tanpa adaptasi cepat, Barat yang penuh bintang seperti Nuggets dan Thunder bisa ambil keuntungan.

Strategi Perbaikan: Rotasi dan Latihan yang Lebih Tajam

Redick tak cuma kritik; ia bagi rencana konkret untuk hindari kekalahan serupa. Pertama, rotasi lebih fleksibel: “Saya akan tambah menit untuk Christie di point forward, supaya bagi beban dari Reaves.” Di praktek Rabu ini, fokus drill pick-and-roll variatif, mirip yang ia pelajari dari pelatih Duke Mike Krzyzewski. Kedua, perkuat defense transisi—Lakers kebobolan 40 poin dari fast break melawan Blazers—dengan latihan switch lebih cepat, libatkan Davis di perimeter. “Kami tak boleh biarkan lawan lari bebas,” katanya.

Redick juga tekankan mental: “Kekalahan ini bagus untuk bangun ketangguhan.” Ia bandingkan dengan musim rookie-nya di Magic, di mana tim belajar dari gagal untuk raih playoff. Dengan jadwal padat—lima laga dalam 10 hari—ia prioritaskan istirahat, tapi tak abaikan film session untuk analisis turnover. Pemain seperti Russell, yang cetak 18 poin tapi 4 turnover, dapat tugas khusus poles handling. Strategi ini sudah terbukti di kemenangan awal musim kontra Clippers, di mana rotasi bantu tim unggul rebound 50-42. Jika diterapkan, Redick yakin Lakers bisa balik ke jalur kemenangan, terutama saat LeBron dan Luka kembali lengkap.

Kesimpulan

Pengakuan JJ Redick soal alasan Lakers bisa kalah dari Blazers adalah analisis tajam yang ungkap celah skuad: kurangnya ball handler, absen bintang kunci, dan kebutuhan rotasi lebih pintar. Di musim yang penuh harapan dengan tambahan Luka Doncic, kekalahan 122-108 ini bukan bencana, tapi alarm untuk adaptasi cepat. Redick, dengan pengalaman sebagai pemain elit, tunjukkan visi pelatih yang tenang tapi tegas—fokus perbaikan daripada salahkan individu. Bagi Lakers, yang haus gelar setelah final 2020, momen ini bisa jadi turning point: dari start goyah jadi tim tangguh. Dengan strategi latihan tajam dan kedalaman yang dipoles, Purple and Gold siap bangkit di Barat yang kejam. Fans di Crypto.com Arena pasti harap, akhir pekan ini jadi awal era baru di bawah Redick—karena di NBA, kekalahan sering lahirkan juara.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *