Josh Giddey Belum Tentu Bermain Untuk Bulls. Chicago Bulls sedang berada di tengah situasi sulit menjelang musim NBA 2025/26. Josh Giddey yang merupakan seorang point guard muda yang didapatkan dari trade dengan Oklahoma City Thunder pada Juni 2024, belum meneken kontrak baru sebagai restricted free agent. Negosiasi yang mandek bikin masa depannya di Windy City jadi tanda tanya besar. Setelah musim debut yang impresif dengan mencetak tujuh triple-double, Giddey dianggap sebagai pilar masa depan Bulls. Tapi, kenapa dia belum pasti bertahan? Apa yang bikin negosiasi macet? Dan apa langkah Bulls ke depan? Yuk, kita kupas profil Giddey, penyebab ketidakpastian ini, dan solusi buat tim. BERITA LAINNYA
Siapa Itu Josh Giddey?
Josh Giddey, lahir di Melbourne, Australia, pada tanggal 10 Oktober 2002, dia adalah salah satu point guard setinggi 6 kaki 8 inci yang punya visi permainan luar biasa. Direkrut dari Thunder sebagai pick keenam di Draft NBA 2021, dia langsung mencuri perhatian dengan menjadi pemain termuda yang mencatat triple-double di usia 19 tahun 84 hari. Giddey juga jadi rookie pertama sejak Oscar Robertson (1961) yang raih tiga triple-double beruntun. Di Bulls musim 2024/25, dia tampil di 70 laga, rata-rata 14,6 poin, 8,1 rebound, dan 7,2 assist, dengan akurasi 46,5% dari lapangan dan 37,8% dari tripoin. Post-All-Star break, performanya melonjak ke 21,2 poin, 10,7 rebound, dan 9,3 assist. Dia bergabung dengan Michael Jordan dan Scottie Pippen sebagai satu-satunya Bulls dengan musim 1.000 poin, 500 rebound, dan 500 assist.
Penyebab Josh Giddey Belum Tentu Bermain Untuk Bulls
Kegamangan soal masa depan Giddey di Bulls bermula dari negosiasi kontrak yang buntu. Giddey, sebagai restricted free agent, meminta gaji tahunan sekitar $30 juta, sebanding dengan kontrak Jalen Suggs (5 tahun, $150 juta) atau Immanuel Quickley (5 tahun, $162 juta). Tapi, Bulls hanya menawarkan kontrak empat tahun di kisaran $20 juta per tahun, jauh di bawah ekspektasi Giddey. Kurangnya minat dari tim lain, karena keterbatasan salary cap di liga, bikin Bulls nego dari posisi kuat, tapi Giddey dan kubu-nya tetap ngotot. Selain itu, Bulls belajar dari pengalaman overpay Patrick Williams ($90 juta, 5 tahun) yang underperform, sehingga mereka ogah buru-buru kasih kontrak besar. Absennya Giddey dari laga Summer League Bulls di Las Vegas juga jadi sinyal ketegangan dalam negosiasi, meski dialog tetap berjalan.
Solusi Untuk Bulls Kedepannya: Josh Giddey Belum Tentu Bermain Untuk Bulls
Buat menyelesaikan drama ini, Bulls punya beberapa opsi yang bisa digunakan. Pertama, mereka bisa ketemu di tengah dengan tawaran sekitar $25 juta per tahun, angka yang dianggap adil buat kedua pihak. Jika Giddey tetap keras kepala, Bulls bisa biarkan dia masuk unrestricted free agency musim depan dengan risiko kehilangan aset berharga tanpa kompensasi, mirip kasus Alex Caruso. Alternatif lain, Bulls bisa manfaatkan fleksibilitas salary cap mereka, yang diproyeksi $30 juta musim depan, untuk tandatangani Giddey dan tambah pemain via trade exception ($17,2 juta). Fokus Bulls harus tetap pada membangun tim muda di sekitar Giddey, Coby White, dan Ayo Dosunmu, sambil hindari overpay yang bisa ganggu rencana jangka panjang. Menjaga komunikasi terbuka dengan Giddey juga krusial biar dia nggak merasa diasingkan.
Kesimpulan: Josh Giddey Belum Tentu Bermain Untuk Bulls
Masa depan Josh Giddey di Chicago Bulls masih abu-abu karena negosiasi kontrak yang macet. Dari wonderkid Australia yang ukir sejarah triple-double sampai jadi pilar Bulls, Giddey udah berani untuk buktiin potensinya dan berani meminta gaji besar. Tapi, selisih ekspektasi gaji bikin dia belum pasti bertahan. Bulls harus bijak menimbang nilai Giddey tanpa jebak diri dalam kontrak yang membebani. Dengan fleksibilitas finansial dan roster muda, mereka punya peluang bangun tim kompetitif, asal drama ini selesai cepat. Dunia basket kini menanti, akankah Giddey tetap jadi jantungan Bulls atau malah cabut ke tim lain?