SGA Beberkan Alasan Tak Ingin Main hingga Usia 40

sga-beberkan-alasan-tak-ingin-main-hingga-usia-40

SGA Beberkan Alasan Tak Ingin Main hingga Usia 40. Pada 19 Oktober 2025, Shai Gilgeous-Alexander (SGA), bintang Oklahoma City Thunder dan MVP NBA musim lalu, berikan pernyataan mengejutkan dalam wawancara eksklusif dengan GQ Magazine yang dirilis akhir pekan ini. Di usia 27 tahun, SGA tegas bilang ia tak ingin bermain basket profesional hingga usia 40, meski fisiknya memungkinkan. “Saya bisa main sampai 40 tahun, tapi saya tak mau. Seratus persen,” katanya, sambil jelaskan alasan utama: keluarga, terutama keinginan habiskan waktu lebih banyak dengan putranya yang baru berusia dua tahun. Pernyataan ini datang di tengah musim 2025-26 yang baru dimulai, di mana SGA sudah kontribusi 28 poin rata-rata di tiga laga awal Thunder, bantu tim finis posisi tiga Timur dengan rekor 4-1. Di kontrak lima tahun senilai 231 juta dolar yang habis 2027-28, SGA jadi ikon generasi baru NBA yang prioritasin keseimbangan hidup daripada warisan panjang seperti LeBron James. Kabar ini langsung viral, picu diskusi di kalangan fans dan analis tentang masa depan Thunder, di mana SGA bukan cuma scorer elite tapi juga suami dan ayah yang sadar waktu tak bisa dibeli. REVIEW FILM

Karir SGA: Dari Underdog ke MVP yang Tak Terbendung: SGA Beberkan Alasan Tak Ingin Main hingga Usia 40

Shai Gilgeous-Alexander lahir 6 Juli 1998 di Toronto, Kanada, dan karir NBA-nya dimulai sebagai pilihan nomor 11 draft 2018 oleh LA Clippers. Musim rookie-nya biasa saja—10,8 poin rata-rata—tapi trade ke OKC di 2019 jadi titik balik: ia evolusi jadi playmaker serba bisa, rata-rata 23,7 poin, 5,5 assist, dan 4,5 rebound musim 2022-23. Puncaknya musim lalu: 30,1 poin per laga, 6,2 assist, dan 5,5 rebound, bikin ia MVP NBA pertama dari Kanada, dengan shooting 53 persen dari lapangan dan 36 persen dari arc. Di playoff, SGA bawa Thunder ke semifinal Timur, kalah 4-3 dari Minnesota Timberwolves, tapi ia catatkan 32 poin rata-rata seri itu.

Kontrak ekstensi lima tahun 231 juta dolar mulai 2023-24 bikin ia salah satu atlet termahal dunia, tapi SGA tak terlena: ia fokus gaya hidup sehat, dengan diet vegan dan latihan yoga untuk jaga durabilitas. Di Thunder, ia jadi leader bagi generasi muda seperti Chet Holmgren dan Jalen Williams, dengan clean sheet defense 108 rating per 100 possession saat ia di lapangan. Karirnya tak hanya soal angka—ia ikon mode dengan endorsement Nike dan Rolex, dan filantropi di Toronto bantu anak muda akses basket. Dari underdog Clippers ke MVP Thunder, SGA bangun legacy cepat, tapi pernyataannya soal pensiun dini tunjukkan ia paham: NBA brutal, dan waktu keluarga lebih berharga daripada ring ke-20.

Alasan Utama: Keluarga Jadi Prioritas Utama di Usia 27: SGA Beberkan Alasan Tak Ingin Main hingga Usia 40

Alasan terbesar SGA tak ingin main hingga 40 adalah keluarga, khususnya putranya yang lahir 2023, yang ubah prioritas hidupnya secara drastis. “Saya tak mau melewatkan banyak momen anak saya tumbuh,” katanya di GQ, cerita bagaimana ayahnya, Brian, yang pemain basket amatir, ajar ia nilai keseimbangan. Di usia 27, SGA sudah ayah, suami, dan MVP—tapi ia lihat rekan seperti LeBron (40 tahun) yang main 22 musim tapi akui capek fisik dan emosional. “Saya bisa main lama, tapi buat apa? Saya mau ada di sana untuk latih anak main basket, bukan cuma kirim video dari arena,” tambahnya, soroti jadwal NBA yang capekkan dengan 82 laga reguler plus playoff.

Ini bukan keluhan baru; SGA pernah bilang di podcast The Old Man and the Three tahun lalu bahwa ia tak mau jadi “old man in the league” seperti Vince Carter yang main hingga 43 tapi akhirnya struggle. Di 2025, dengan kontrak habis 2027-28, SGA rencanakan pensiun sekitar 35-36 tahun, cukup untuk satu-dua gelar lagi tapi tak sampai 40. Alasan lain: kesehatan—ia hindari cedera kronis seperti Kevin Durant, fokus recovery dengan krioterapi dan pilates. Pernyataan ini inspiratif di NBA yang glamor, di mana pemain seperti Durant (37 tahun) masih main tapi akui beban mental. Bagi SGA, keluarga jadi “anchor”—ia bilang, “NBA beri segalanya, tapi anak saya beri alasan untuk berhenti tepat waktu.”

Dampak untuk Thunder dan NBA: Legacy Cepat, Inspirasi Generasi Baru

Pernyataan SGA beri dampak besar bagi Thunder, yang finis 57-25 musim lalu dan target gelar di Timur kompetitif. Dengan Chet Holmgren (rookie phenom 16,5 poin per laga) dan Jalen Williams (18 poin), SGA jadi leader—tapi pensiun dini bisa percepat rebuild jika kontrak habis. GM Sam Presti bilang: “Shai beri kami masa depan—kami dukung keputusannya.” Dampaknya: Thunder bisa trade aset untuk extend SGA, atau siap transisi ke era Holmgren, tapi ia janji main maksimal hingga 35 untuk bawa satu gelar. Di NBA, pernyataannya inspirasi: di liga di mana rata-rata karir 4,5 tahun, SGA (kontrak 231 juta) tunjukkan sukses tak butuh 20 musim—ia bisa pensiun kaya dan bahagia, mirip Kevin Garnett yang pensiun usia 37 dengan gelar.

Fans dan analis campur: beberapa puji “mature beyond years”, yang lain khawatir Thunder kehilangan MVP. Dampak budaya: SGA dorong diskusi work-life balance di NBA, di mana pemain seperti Ja Morant (25 tahun) ikut bilang “family first”. Di musim 2025-26, di mana Thunder 4-1 awal, pernyataannya jadi motivasi: ia main untuk sekarang, bukan legacy panjang. Dampaknya luas: inspirasi generasi muda seperti Holmgren untuk prioritaskan kesehatan mental, dan bagi Thunder, ia dorong win-now mode untuk maksimalkan jendela SGA.

Kesimpulan

Pernyataan Shai Gilgeous-Alexander bahwa ia tak ingin main hingga 40 tahun pada 19 Oktober 2025 jadi momen reflektif di awal musim NBA 2025-26, di mana karir cemerlangnya dari MVP hingga kontrak 231 juta bertemu prioritas keluarga yang jadi alasan utama pensiun dini. Dari gejolak awal karir ke legacy cepat di Thunder, SGA tunjukkan sukses tak butuh 20 musim—ia pilih waktu dengan putranya daripada ring ke-20. Dampaknya bagi Thunder dan NBA inspiratif: dorong work-life balance, motivasi win-now, dan contoh bagi generasi baru. Di musim di mana Thunder target gelar Timur, SGA siap kontribusi maksimal hingga 35 tahun, tapi pernyataannya ingatkan: NBA beri segalanya, tapi keluarga beri makna. Bagi fans, ini bukan akhir, tapi babak baru—SGA tak main untuk 40 tahun, tapi untuk momen yang tak tergantikan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *