Selebrasi Yang Dilarang NBA. NBA merupakan liga basket yang paling terkenal di dunia. Di balik kompetisi dan gemerlap sorotan dari media, NBA memiliki aturan yang unik untuk menjaga sportivitas antar pemain. Salah satu aspek yang sering disorot adalah tentang selebrasi yang dilakukan oleh pemain. Walau banyak momen kemenangan yang penuh dengan emosi, tidak semua selebrasi yang dilakukan oleh pemain diizinkan. Bahkan, selebrasi yang tampak seperti selebrasi yang biasa saja dapat dikenakan denda yang mahal atau peringatan keras.
Batasan Emosi di Tengah Lapangan
Basket merupakan olahraga yang penuh dengan emosi. Pemain yang melakukan tembakan yang hebat, blok yang mengenaskan, dan membuat suatu comeback yang dramatis, wajar saja jika mereka membuat ekspresi perasaan mereka. Namun, NBA menetapkan aturan tentang selebrasi yang dianggap provokatif atau berlebihan. Salah satu selebrasi yang dilarang adalah gesture “Big Balls”, gerakan ini menunjukan tangan seolah-olah pemain membawa sesuatu yang besar diantara kakinya. Selebrasi ini dilakukan oleh Sam Cassell dan kemudian diikuti oleh beberapa pemain lain seperti Lebron James atau Jameer Nelson. Akhirnya, NBA menganggap selebrasi ini merupakan selebrasi yang menunjukan perilaku yang tidak sportif. Siapa pun pemain yang melakukan selebrasi ini akan dikenakan technical foul dengan denda sebesar $15.000 atau lebih.
Denda untuk Gerakan Simbolik: Selebrasi Yang Dilarang NBA
Selain selebrasi “Big Balls” ada juga beberapa selebrasi dengan gerakan ikonik seperti “Too Small”. Merupakan gerakan yang menunjukan bahwa lawannya terlalu kecil atau terlalu mudah. Meskipun gerakan selebrasi ini tidak termasuk gerakan eksplisit, tetapi beberapa pemain menerima peringatan yang keras, karena dianggap mengejek lawan secara terang-terangan. Ada juga gerakan seperti “Cut-Throut”, yaitu dengan cara menggesekkan jari ke leher. Gerakan ini sudah lama dianggap terlalu agresif dan mengandung makna kekerasan. NBA melarang gerakan ini karena menganggap bahwa mengancam musuh tidak mencerminkan nilai-nilai dari liga NBA. Akhir-akhir ini pun NBA mengawasi pemain yang melakukan taunting, atau mengejek lawan setelah mencetak poin. Pemain seperti Draymond Green dan Patrick Beverley pernah terkena technical foul karena dianggap selebrasi yang dianggap memancing emosi lawan. Meskipun kadang tujuan mereka hanyalah untuk membakar semangat dalam diri mereka, tetapi kadang liga menganggapnya sebagai bentuk provokasi kepada lawan.
Perayaan yang Terlalu Panjang
NBA juga memiliki aturan yang tidak tertulis tentang durasi selebrasi. Saat pemain terlalu lama melakukan selebrasi terlalu lama saat melakukan dunk ataupun tembakan tiga angka, wasit bisa memberikan technical foul kepada pemain yang melakukan selebrasi tersebut. Hal ini sering terjadi kepada pemain bintang seperti Russell Westbrook dan Lance Stephenson yang terlalu bersemangat hingga harus ditegur oleh wasit. Juga ada beberapa perayaan, seperti “Bench Mop” dimana seluruh bangku cadangan melakukan selebrasi setelah highlight play juga mendapatkan sorotan jika pemain tersebut melakukan aksi yang terlalu heboh sampai masuk ke lapangan. Perbuatan tersebut dapat mengakibatkan denda kolektif dan membuat tim bisa terkena pinalti.
Aturan Ketat untuk Menjaga Citra
NBA memiliki aturan-aturan yang ketat untuk menjaga nama baik dari liga NBA, terutama jika ada anak-anak yang sedang menonton. NBA mengedepankan rasa sportivitas, kerja sama tim, dan respek terhadap lawan, gerakan yang kasar, merendahkan lawan, atau tidak senonoh berpotensi untuk memicu adanya kontroversi dan reputasi NBA secara keseluruhan. Bahkan pemain bintang seperti Lebron James, pernah menerima peringatan yang keras karena melakukan selebrasi “Big Balls” saat 2021 yang membuatnya harus dikenakan denda sebesar $15.000. Hal ini menunjukan bahwa pemain sebesar Lebron James tidak akan kebal terhadap aturan yang berlaku.